Islam Akan Kembali Terasing di Akhir Zaman

Daftar Isi

Saudaraku, fenomena-fenomena yang terjadi belakangan ini, semakin jelas menunjukkan: akan kembalinya Islam dalam keterasingan. Orang Islam semakin jauh dari petunjuk Islam, menganggap aneh dan benci kepada syariat agamanya, bahkan memusuhi dan menyerang agamanya sendiri.

Orang-orang di luar Islam dan kaum liberal semakin berani, terang-terangan menghina, mengkerdilkan dan  menodai kesucian aqidah Islam. Dan sayangnya, hal tersebut banyak didukung oleh orang-orang yang memiliki ‘kepentingan’, yang justeru mereka juga beragama Islam.

Rasulullah ﷺ telah mengabarkan kepada kita, bahwa pada akhir zaman Islam akan kembali datang dalam keadaan terasing.

( إن الإسلام بدأ غريبا، وسيعود كما بدأ، فطوبى للغرباء )

"Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing." [HR. Tirmidzi: 2629, dan Ibnu Majah: 3987]

Dalam hadits lain beliau bersabda:

( طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ )، قِيْلَ: مَنْ الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ: (نَاسٌ صَالِحُونَ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ، مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ ) [مسلم: 7072]

"Kebahagian bagi orang-orang yang terasing, kebahagiaan bagi orang-orang yang terasing". Ditanyakan kepada beliau, "Siapakah orang-orang yang terasing itu?" Beliau ﷺ bersabda, "Mereka adalah orang-orang shalih, yang jumlahnya sedikit di antara manusia yang buruk. Orang yang menentang mereka lebih banyak dari pada orang yang menaatinya."

Rasulullah juga telah bersabda:

( يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا )

“Hampir saja beberapa bangsa berkumpul menyerangmu sebagaimana para undangan menyantap (makanan) yang ada di piring.” Lalu ada seorang yang bertanya, “Apakah ketika itu karena kita sedikit?” Beliau menjawab,

( بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ )

“Bahkan kalian ketika itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian seperti buih yang ada di aliran air. Allah akan mencabut dari dada musuh kalian rasa takut kepada kalian, dan melemparkan ke dalam hati kalian wahn.” Kemudian ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu wahn?” Beliau menjawab,

( حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ )

“Cinta dunia dan takut mati.” [HR. Abu Dawud: 4297]

Di akhir zaman orang-orang kafir akan mengeroyok umat Islam, karena pada saat itu umat Islam tidak berdaya, meskipun jumlahnya sangat banyak. Mereka saling menyeru untuk mengeroyok kita, seperti orang kelaparan mengeroyok hidangan yang ada di nampan.

Hal itu, bukan karena jumlah kita sedikit. Justeru jumlah kita banyak, akan tetapi kita seperti busa yang tidak berbobot, bagaikan buih yang diombang-ambing mengikuti arus air.

Hal itu terjadi tidak lain, karena Allah Ta’ala telah mencabut wibawa umat Islam dihadapan musuh-musuhnya, akibat penyakit hati yang bernama wahn, yakni: cinta dunia dan takut mati.

Akibat cinta dunia; takut tidak kebagian rezeki, takut kehilangan jabatan dan pangkat. Pada akhirnya, dia menjadi manusia rendahan; demi untuk mengejar dunia, dia jual agamanya.

Apabila cinta dunia sudah merasuki hati seseorang, dia akan menjual agamanya, dan takut mati. Dia juga akan meninggalkan agama yang selama ini diyakininya demi mencari rupiah, jabatan dan harta. Semakin cinta dunia, maka dia akan semakin rendah, karena rasa rakus di hatinya.

Arti cinta dunia disini ialah orang yang sibuk mencari harta sampai meninggalkan kewajiban dan kemuliaan agamanya, sehingga dengan enteng dia merendahkan agamanya.

Kaya raya tidak ada hubungannya dengan cinta dunia. Cinta dunia disini dapat dimiliki oleh semua kalangan, bahkan bisa dimiliki oleh orang yang sangat fakir.

Cinta dunia dalam arti di sini merupakan urusan hati, semisal: mencari uang dengan cara yang haram, sampai rela mengesampingkan dan membuang agamanya. Na’udzubillah min dzalik...

Penulis:
Ustadz Nopi Indrianto, B.A, M.H
حَفِظَهُ اللهُ

Posting Komentar