Sepele Dadi Gawe

Daftar Isi

Kata Islam berarti Istislam = Berserah diri kepada Allah dengan men-tauhid-kan-Nya, menjalankan ketaatan pada-Nya, serta berlepas diri dari kesyirikan.

Dan diantara bentuk istislam (penyehan diri) kita, adalah dengan memper-sembahkan ibadah qurban hanya kepada Sang Khaliq.

{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ}

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadah (qurban)ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" [QS. Al-An’am: 162-163]

  • Ayat tersebut berisi: perintah tegas bagi kita, untuk benar-benar meng-Esa-kan Allah dalam beribadah, serta berlepas diri dari segala penghambaan kepada selain Allah.
  • Dan bahwasannya hidup dan mati kita, kita persembahkan hanya kepada Allah Ta’ala.

Begitu juga Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat Al-Kautsar:

«إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ»

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”

  • Ayat tersebut menjelaskan kepada kita: akan wajibnya ikhlas dalam setiap amal ibadah, apalagi berupa shalat dan qurban.
QURBAN = IBADAH   => HARAM dipesembahkan kepada selain Allah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

«لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الأرْضِ»

Yang artinya…

“(1)Allah melaknat orang yang berqurban (untuk dipersembahkan) kepada selain Allah, (2)Allah melaknat orang yang melindungi pembuat bid’ah, (3)Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya dan (4)Allah melaknat orang yang mengubah batas-batas tanah.” [HR. Muslim: 1978]

  • Berqurban kepada selain Allah adalah perbuatan yang terlaknat.

Masuk Surga/Neraka Sebab Seekor Lalat:

Ada sebuah kisah unik, yang patut untuk kita ambil pelajaran darinya, yaitu kisah tentang dua orang yang masuk surga dan neraka sebab seekor lalat:

Dalam sebuah hadits panjang Rasulullah besabda (yang artinya):

Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berqurban (memberikan pesembahan)  untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berqurbanlah!” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk diqurbankan.” Mereka mengatakan, “Berqurbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Ia pun berqurban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang satunya, “Berqurbanlah! ” Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berqurban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena sebab itulah, ia masuk surga.” [HR. Ahmad dalam Kitab Az-Zuhud, hlm. 15]

{وَجَعَلُواْ لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ ٱلۡحَرۡثِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ نَصِيبٗا فَقَالُواْ هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعۡمِهِمۡ وَهَٰذَا لِشُرَكَآئِنَاۖ فَمَا كَانَ لِشُرَكَآئِهِمۡ فَلَا يَصِلُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَىٰ شُرَكَآئِهِمۡۗ سَآءَ مَا يَحۡكُمُونَ}

“Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka sesaji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan sesaji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada Allah; dan sesaji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu” [Al-An’am: 136]

Penulis:
Ustadz Nopi Indrianto, B.A, M.H
حَفِظَهُ اللهُ

Posting Komentar