Self-Confidence

Daftar Isi

Suara adzan yang berkumandang menggerakan tubuh ini yang sedang berbaring di atas ranjang yang empuk, lalu ku ambil air wudhu dan segera menunaikan ibadah sholat isya. Dan bertepatan di hari itu juga bertempatkan di Masjid Ar-Rasyid putri, dimana ustadz Nopi Indrianto, B.A. pada saat itu membacakan hasil rapat dengan para asatidzah terkait dengan tempat tugas pengabdian, yang mana moment ini yang dinantikan, yah tepatnya setelah sholat isya kita berkumpul di masjid dan setelah semuanya berkumpul, Ustadz pun langsung membacakan tempat tugas pengabdian setiap anak. Perasaan saya pada saat itu jujur tidak karuan campur aduk dan pastinya sempat terlintas dalam pikiran saya apakah saya bisa melakukan tugas pengabdian ini?


Dan setelah pembagian tempat tugas pengabdian dibacakan ternyata tempat pengabdianku di pondok sendiri, pada saat itu juga yang ada dalam pikiranku apakah aku bisa mengabdi disini? Secara santri yang akan aku hadapi itu anak dewasa yang mana umur kita itu tidak jauh bedanya dan yang pasti mereka itu sudah mengenal kita sebelumnya, dan selain itu juga aku berpikir untuk mengatur anak seusia mereka itu bukanlah hal yang mudah dan yang pastinya wanita itu setiap apapun permasalahan pasti mainnya hati yah; mungkin lebih tepatnya baperan, dan masih banyak pikiran-pikiran lain yang sangat mengganggu pikiranku yang mana pikiran-pikiran ini juga membuatku seakan menyerah sebelum berperang, yah terkadang memang begitulah sifat seseorang belum mencoba tapi sudah menyerah.

Namun pada saat itu aku mencoba menghilangkan pikiran-pikiran itu dan mencoba meyakinkan hati dan percaya diri insyaallah aku mampu menjalankan tugas amanah ini dengan sebaik-baiknya. Insya Allah ini yang terbaik percaya diri itu memang penting banget, dan kita juga harus kurangi ngeluhnya, jangan buang waktumu untuk mengeluh yah. Allah subhanahu wa ta’ala juga tidak akan membebani seorang hamba di luar batas kemampuannya, dan percayalah jika nanti kita mendapatkan kesulitan pasti disitu juga Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan kemudahan karena bersama kesulitan ada kemudahan. Jangan menyerah sebelum mencoba. Bismillah.

Ahad, 20 Juni 2022 lalu, hari itu aku dan teman-temanku wisuda dengan jumlah 14 mahasantriwati, jadi inget dulu pertama kali masuk Ma'had itu ada sekitar 30 mahasantriwati namun yang bertahan sampai lulus hanya 14 mahasantriwati. Oh iya, untuk acara wisuda diselenggarakan di kampus Ma'had Aly Ar-Rasyid yang dihadiri kurang lebih 100 tamu undangan, pada saat itu karena masih sangat terbatas untuk mengadakan acara disebabkan virus COVID-19 yang masih menyebar alhasil untuk mengadakan kegiatan masih sangat terbatas, namun alhamdulillah acara wisuda tetap berjalan dengan lancar. Dalam acara tersebut kita selaku wisudawati membacakan ikrar dan janji alumni yang langsung dipandu oleh ustadz Nopi Indrianto, yang mana isinya terkait tentang kewajiban kita harus menjaga nama baik Ma'had dan siap mematuhi peraturan pengabdian yang ada.

Ustadzah Ihyani

Setelah wisuda otomatis nama panggilan kita pun berubah yang sebelumnya mereka memanggil kita dengan sebutan ukhty kemudian berubah menjadi Ustadzah, dalam hati ada rasa gimana gitu, dan yang pasti masih sangat asing terdengar oleh telinga, ada rasa canggung malu juga, tapi seiring berjalannya waktu nama panggilan itu sudah tidak asing untuk didengar.

Pembekalan

Setelah beberapa hari setelah wisuda kita mendapatkan pembekalan yang mana pembekalan ini bertujuan supaya kita mempunyai bekal ilmu dan supaya lebih siap baik lahir maupun batin. Ilmu sebelum beramal itu sangat lah penting dan ilmu tanpa amal juga tidak ada manfaatnya, maka dari itu segala sesuatu jika tanpa didasari dengan ilmu maka tidak akan berjalan dengan semestinya. Untuk pembekalan kali ini berisi tentang tausiyah wal irsyadat yang langsung di bimbing oleh ketua Yayasan Bina Muwahidin Ustadz Dr. Ustadz Ainul Harist, Lc., M.Ag. رَØ­ِÙ…َÙ‡ُ اللهُ, yang bertempat di Surabaya Jawa Timur. Untuk perjalanan Wonogiri-Surabaya kita memakan waktu kurang lebih 6 jam. Beliau sudah wafat sekitar bulan Juli tahun lalu. Beliau adalah sosok yang patut kita teladani perjuangan beliau untuk masyarakat tidak bisa terhitung, mulai dari membangun masjid, membangun sumur, menyediakan sekolah pendidikan gratis untuk anak-anak yatim dan yang kurang mampu, beliau juga adalah sosok motivator yang sangat patut untuk di contoh, tidak sedikit orang merasa terpukul atas meninggalnya beliau. Semoga Allah subhanu wa ta’ala menempatkan beliau di tempat yang sebaik-baiknya. Aamin ya robbal alamin.

Acara pembekalan di Surabaya kemarin di mulai dari pagi sampai sore, untuk sore harinya kita di ajak berkunjung ke percetakan milik Yayasan Bina Muwahidin dan senang nya kita di sana mendapatkan buku gratis, setiap anak mendapatkan 2 buah buku, alhamdulillah semoga bukunya bisa bermanfaat. Setelah kita selesai mengelilingi percetakan kita di ajak berkeliling daerah setempat yang ada di sana. Oh iya untuk perjalanan kali ini kita langsung di pandu Ustadz M. Zainul Falikhin, S.Ag. M.Pd. رَØ­ِÙ…َÙ‡ُ اللهُ, dahulu beliau adalah bagian pendidikan di Yayasan ini, masyaaalloh yang aku paling ingat dari beliau itu motivator dan juga bisa dijadikan teman bagi kita, ketika beliau berkunjung ke Ma'had beliau selalu memberikan kita semangat beliau juga sangat di kenal dengan keceriaannya. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala juga memberikan tempat yang terbaik. Aamiin ya robbal alamin. Untuk perjalanan ini kita hanya jalan-jalan saja beliau tidak mengizinkan kita turun ataupun mampir dikarenakan masih pandemi. Disaat perjalanan pulang ke kantor Yayasan beliau sempat berkata "insyaallah jika tahun depan masih di kasih umur dan diberi kesempatan tahun depan setelah selesai tugas pengabdian kita kumpul lagi di Surabaya nanti kita jalan-jalan lagi seperti ini dengan keadaan sudah aman dari pandemi jadi kita bisa mampir dan turun". Namun takdir berkata lain manusia hanya bisa merencanakan dan Allah subhanahu wa ta’ala yang menentukan. Memang umur tidak ada yang tahu kita hanya tinggal menunggu giliran kita. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Maka dari itu kita harus mempersiapkan bekal terbaik karena kematian juga datang secara tiba-tiba tanpa memberi aba-aba terlebih dahulu.

Untuk mengisi kekosongan waktu sebelum berangkat ke tempat pengabdian kita mengisi kekosongan itu dengan membaca buku tentang cara mendidik anak, setelah kita membacanya kita juga sharing bersama teman-teman lainnya dan untuk moment ini kita di dampingi oleh Ustadz Nopi Indrianto. Mengurus anak bukanlah hal yang mudah makanya kita perlu mempersiapkan dengan matang tapi terkadang teori tidak semudah praktek, yang paling penting dalam mendidik anak selain ilmu yaitu harus adanya kerjasama antara kedua orang tua. Karena untuk mendidik anak bukan hanya tugas ibu namun bapak juga harus ikut andil dalam hal ini.

Hari berlalu begitu cepat tak terasa satu persatu teman-teman berangkat ke tempat tugas pengabdian, ada rasa yang berat untuk melepaskan mereka karena pastinya kita akan saling merindukan suasana kebersamaan. Oh ya untuk tahun ini yang pengabdian di luar sekitar 6 orang. Tetap semangat yah teman-teman semoga Allah subhanu wa ta’ala mudahkan.

Oh iya untuk aku pribadi tempat tugas pengabdianku di Ma'had Aly Ar-Rasyid, Iyah disini dipondok sendiri, padahal dulu sempet berkeinginan kalo pengabdian aku pengen pengabdian di luar pondok kaya yang lebih menantang gitu dan punya suasana baru tempat baru teman baru intinya memulai hal baru. Namun takdir mengharuskan aku disini, jadi ya sudahlah disyukuri dijalani dinikmati prosesnya insyaallah ini yang terbaik. Namun ternyata yang sekarang aku rasakan ternyata pengabdian di pondok sendiri juga tidak kalah menantang karena lapangan kerja kita itu tempat dimana yang sebelumnya sudah mengenal kita jadi sebagian besar mereka sudah tahu kita itu gimana jadi ada rasa gimana gthu loh. Namun disisi lain juga ada enak nya kita tidak perlu repot-repot pindahan ke tempat baru dan tidak perlu adaptasi dengan tempat baru. Pada intinya dimana pun tempat tugas pengabdian dijalanin saja dinikmati semua nya berproses yang penting kita jangan banyak protes.

Santri baru

Pertengahan bulan Juli lalu ini awal tugas pengabdianku, dimana waktu ini juga kita di bacakan terkait peraturan dan tugas-tugas selama pengabdian. Untuk kawan seperjuanganku ada 3 orang aku Indah dan Vina. Dari setiap anak selain tugas mengajar kita juga ada tugas tambahan, untuk aku pribadi mendapatkan tugas membantu bagian kesantrian. Awalnya kaget kenapa harus kebagian di kesantrian??? Disitu muncul banyak pertanyaan apa aku bisa kayanya harus benar-benar siap mental karena akan lebih sering berinteraksi dengan anak, apalagi anak-anak yang dihadapi itu anak sudah dewasa pasti harus kuat hati juga, namanya perempuan suka main hati juga lebih mudah baperan, intinya disitu harus ada paksaan rasanya, mau tidak mau bisa tidak bisa pokoknya harus siap. Modal pertama itu intinya harus yakin karena apa yang terjadi biasanya hasil bagaimana pola pikir kita. Kalo kita berfikiran tidak bisa ya pasti tidak akan bisa tapi kalo pola pikir kita yakin bisa insyaallah kita bisa.

Tugas pertamaku waktu itu menyiapkan serba-serbi untuk menyambut Mahasantriwati baru. Sekitar akhir Juli pondok kita kedatangan Mahasantriwati baru. Untuk tahun ini Alhamdulillah mereka berjumlah lebih banyak dari tahun sebelumnya kurang lebih ada sekitar 40 Mahasantriwati dari berbagai penjuru daerah, ada yang dari Bangka Belitung, Lampung, Lombok, Brebes, dll. Sebenarnya data santri yang mendaftar itu mencapai 80 anak namun yang datang kepondok hanya setengah nya, tapi alhamdulillah untuk jumlah segitu saja sudah termasuk banyak, bahkan kita juga sempat kebingungan untuk perihal sarana prasarana. Karena posisi waktu itu untuk ranjang dan lemari belum tersedia semua tapi alhamdulillah untuk kasur sudah terpenuhi, jadi untuk sementara mereka menggunakan sarana prasarana seadanya.

Pada saat kedatangan Mahasantriwati baru berhubung masih dimasa pandemi jadi untuk wali santri hanya di perkenankan mengantarkan santri dan tidak diperkankan untuk turun, itu pun santri yang baru datang pasti nya harus menyiapkan syarat-syarat ketentuan yang sudah ditentukan seperti bukti surat keterangan sehat, test rapid ataupun yang lainnya. Selain itu juga setelah semua nya terpenuhi santri langsung kita arahkan untuk mandi dan mengganti pakaiannya, ini salah satu usaha kita supaya tidak ada penyebaran virus.

Kemudian 1 pekan selanjutnya kita isi dengan kegiatan masa orientasi mahasantriwati baru dengan tema "awali dengan bismillah dak akhiri dengan hamdalah" untuk materi yang kita sampaikan disini ada fikih, aqidah, materi kedisiplinan, kerapihan dll. Oh iya dan yang pastinya pengenalan pondok tidak kalah penting juga, dan dihari terakhir kita agendakan game untuk mereka supaya mereka tidak bosan pastinya. Untuk permainan nya bermacam-macam dari basket, sepak bola, mengambil koin ditepung, dan masih banyak lagi. Kita juga mengadakan lomba berhias dan sekaligus fashion show, jujur sih moment ini yang paling seru karena ketika perlombaan berhias peserta ketika mau menghias teman nya harus di tutup matanya, jadi banyak peserta yang kewalahan, dan pada malam penutupan masa orientasi juga kita mengumumkan hasil juara game dan kita bagi-bagi doorprize, alhamdulillah respon dari mereka baik dan semua bisa tertawa bahagia. Owh iya pada hari-hari ini juga bertepatan dengan bulan Dzulhijjah jadi setelah itu kita juga mengadakan acara potong-potong daging qurban dan malam nya kita lanjut bakar-bakaran, alhamdulillah mereka kelihatan bahagia dan sangat menikmatnya.

Hari berlalu kemudian kegiatan belajar mengajar pun dimulai, berhubungan jumlah mahasantriwati baru banyak jadi mereka di bagi menjadi 2 kelas, supaya lebih terkontrol dan lebih efektif. Untuk semester pertama ini aku mengajar 4 mata pelajaran dengan jumlah 12 jam dalam satu pekan, 8 jam di mustawa awal dan 4 jam di mustawa 3. Kesan pertama mengajar tubuh ini terasa gugup gerogi panas dingin dan di hantui juga rasa takut, dan pastinya sempat ada rasa ragu untuk mengajar terutama di mustawa 3 dengan mata pelajaran fiqh, karena biasanya kalo anak pengabdian hanya mengajar santri baru, maka dari itu merasa tidak percaya diri merasa tidak bisa, begitupun ketika mengajar di mustawa 1 merasakan hal yang sama. Apalagi banyak dari mereka itu yang sudah lulusan Ma'had, jadi terkadang ketika mengajar ada rasa minder. Untuk semester kedua aku hanya mengajar 2 mata pelajaran fiqh dan tarikh Islam, karena untuk mustawa 2 mereka yang tadi nya dua kelas sekarang digabung menjadi satu, ko bisa gthu?? Yah karena semasa proses belajar ini banyak yang sudah gugur, dengan alesan tidak betah, pelajaran yang sulit, kegiatannya terlalu padat, ada juga yang keluar karena izin mau menikah, dan masih banyak alesan yang mereka lontarkan. Ada juga di antara mereka yang baru satu pekan di pondok sudah minta pulang dengan alesan kesulitan dalam belajar karena di kelas belajar nya bahasa Arab semua, memang qodarulloh santri yang satu ini lulusan dari sekolah umum jadi wajar mengalami hal itu. Semua tergantung niat karena tidak sedikit teman-teman aku juga yang mereka dari sekolah umum, mereka juga merasakan kesulitan bahkan sampai sempat menangis karena tidak bisa, namun mereka tetap berusaha semangat dan berjuang sampai lulus.

Mengajar itu pekerjaan yang sangat mulia maka kita niatkan untuk mencari ridho Allah subhanu wa ta’ala supaya pekerjaan kita bernilai ibadah. Bekal mengajar selain ilmu adalah adab dan akhlak yang baik, karena banyak orang yang berilmu tapi adabnya sangat kurang. Segala sesuatu butuh proses, yang aku rasakan juga sama perbedaan ketika awal mengajar dengan yang sekarang aku rasakan pastinya berbeda, alhamdulillah sekarang sudah terbiasa dan sudah bisa menikmatinya, yah betul bisa karena biasa. Dan pastinya apa yang kita tanam itulah yang kita tuai.

Selain kita mengajar kita juga di sini ada kegiatan belajar bersama rekan-rekan pengabdian yang lain, untuk kegiatan ini kita rutinkan 1 kali dalam satu pekan yang didampingi Ustadz. Kegiatan ini yaitu kegiatan kajian kitab syarah umdatul ahkam, untuk pemateri nya itu bergantian jadi dari kita mendapatkan gilirannya masing-masing.

Selain tugas mengajar aku juga ada tugas bagian kesantrian, banyak pengalaman dan hal baru yang aku rasakan, disini aku mendapatkan tugas untuk mengontrol dan membantu program kegiatan HIMASYID (Himpunan Mahasantriwati Ma'had Aly Ar-Rasyid). Kegiatan-kegiatannya itu yang di luar jam KBM, seperti hal nya bagian keamanan kebersihan lingkungan pondok bagian bahasa, bagian pengajaran, dll. Banyak pengalaman dan pelajaran yang aku dapat pastinya, adanya masalah dalam organisasi mengajarkan kita juga bagaimana cara memecahkan dan mencari jalan keluar karena pada dasarnya setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, semua tergantung bagaimana kita menyikapinya, dan dengan adanya masalah juga disitu ada proses pendewasaan diri. Kunci suksesnya sebuah organisasi itu adanya kerjasama antara sesama anggota dan perlunya rasa tanggung jawab dan saling menghargai satu sama lain, dan pastinya harus saling menyemangati antara satu sama lain, dan yang terpenting juga menurutku kita jangan mudah bawa perasaan (baperan).

Alhamdulillah hari berlalu begitu cepat tak terasa tugas pengabdian ku pun akan segera berakhir, banyak pengalaman yang bisa kita ambil hikmahnya, dulu aku yang merasa tidak percaya diri merasa keberatan merasa tidak bisa alhamdulillah seiring berjalannya waktu bisa di lewati walaupun banyak keluh kesah di dalam nya. Pelajaran yang bisa di ambil yang penting kita yakin kalo kita bisa kurangin ngeluh nya hilangkan pikiran over thinking, semua memang butuh proses nikmati saja alurnya. Dan Alhamdulillah akhir bulan juni ini masa pengabdianku berakhir, terimakasih kepada semua asatidzah atas ilmu dan pengalaman yang sudah diberikan dan untuk teman-teman seperjuangan perjuangan ini belum berakhir sampai disini masih banyak perjuangan yang kita akan tempuh, tetap semangat semoga kita tetap terus mengamalkan dan menyebarkan ilmu yang sudah kita dapat dan semoga kita bisa berkumpul kembali dilain waktu. Aamiin ya robbal alamin dan sampai jumpa kembali.

Penulis : Nurul Ihyani

Posting Komentar