Tafsir Surat Al-Mukminun: 51

Daftar Isi

Terkadang kita pernah memiliki tekad dan niat untuk meninggalkan kemaksitan yang selama ini kita geluti; entah itu zina, minuman keras, berjudi atau semisalnya. Tapi ternyata dikalahkan kembali oleh hawa nafsu kita. Terkadang diantara kita ada yang sudah punya tekad untuk bangun tahajud atau bangun shalat subuh namun ia dikalahkan kantuknya. Ada juga diantara kita yang punya tekad untuk melangkahkan kaki ke masjid namun ia kembali dialihkan aktifitas dan pekerjaan-pekerjaaan yang lain. Ada diantara kita yang kembali gagal untuk istiqomah dalam kebaikan.

Maka jika kita mengalami hal tersebut maka ketahuilah saudaraku, salah satu yang harus kita renungi adalah firman Allah ta’ala dalam surah Al-Mukminun ayat 51:

يا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Artinya: "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan."

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah ta’ala memberikan 2 perintah dalam ayat ini dan menggabungkannya, memakan makanan yang baik serta halal dan beramal sholeh, dan Allah gabungkan dengan huruf و (waw), ini menunjukkan secara tersirat bahwa ada hubungan antara harta/ makanan yang kita dapatkan dengan semangat kita untuk beribadah.

Apabila kita mendapatkan harta yang haram, dan makanan yang kita makan adalah haram, maka itu menjatuhkan semangat kita dalam beribadah kepada Allah ta’ala, begitu pula sebaliknya apabila kita mendapat harta yang halal dan makanan yang halal, walaupun sedikit namun Allah berkahi, sebagaiamana perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:

والقليل من الحلال يبارك فيه والكثير من الحرام يذهب ويمحقه الله تعالى

Artinya: “dan yang sedikit dari yang halal maka akan mendapat keberkahan dari Allah, dan yang banyak dari yang haram itu akan hilang dan Allah akan memusnahkannya”.

Dan ini yang membuat kita mudah untuk bangkit, mudah untuk berjalan ke masjid, mudah untuk baca Al-Quran, mudah berbagi, shalawat, kenapa? Karena harta dan makanan yang halal itu mempengaruhi semangat dan kemampuan kita dalam beribadah.

Siapa yang hartanya paling halal?! Siapa yang makanannya paling halal?! Dialah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah manusia yang makan makanan paling halal dan baik. Apa yang terjadi? Ibadah beliau tidak tertandingi dan tidak terkalahkan. Nabi hidup bersahaja, namun saat beliau mengerjakan shalat tahajud sampai kedua kakinya bengkak.

عن عائشة رضي الله عنها والمغيرة بن شعبة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقوم من الليل حتى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فقلت له: لم تَصْنَعُ هذا يا رسول الله، وقد غفر اللهُ لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر؟ قال: «أَفَلَا أحب أن أكونَ عبدا شَكُورًا(متفق عليه)

Artinya: Dari Aisyah raḍiyallāhu 'anhā dan Mugīrah bin Syu'bah raḍiyallāhu 'anhu, bahwa dahulunya Nabi ṣallallāhu 'alaihi wa sallam shalat malam sampai kedua kakinya bengkak. Aku pun bertanya kepadanya, "Kenapa engkau lakukan sampai seperti ini wahai Rasulullah, padahal telah diampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?" Beliau menjawab, "Tidakkah bolehkah aku senang bila menjadi hamba yang bersyukur?". (Muttafaq 'Alaih)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, pernah beliau shalat qiyamul lail dan membaca surat Al- Baqarah, Ali Imron, dan An-Nisa dalam satu rakaat. Pernahkah kita shalat tahajud sampai bengkak kaki kita? Pernah tidak kita baca Al-Baqarah dalam satu malam? Salah satu yang harus kita evaluasi adalah, harta kita, makanan dan minuman kita. Oleh karena itu, ketika akan menenerima uang haram, sogokan, atau pun riba, renungkanlah! karena makanan itu akan mempengaruhi semangat kita dalam beribadah, dan akan menentukan bagaimana kita beribadah kepada Allah.



Sumber:

  • Tafsir Al-Qur’an Al-Adzhim, Ibnu Katsir
  • Majmu’ Al-Fatawa, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah

Penulis:
Ustadz Mahfudz Abu Usaid, S.H.
حَفِظَهُ اللهُ

Posting Komentar