Urgensi Pendidikan Agama Sejak Dini

Daftar Isi

Dewasa ini pendidikan agama adalah nomor dua, bahkan ada beberapa orang yang menganggapnya remeh, sedangkan sejatinya yang mereka anggap remeh adalah hal yang paling penting untuk masa depan mereka. Mungkin beberapa diantaranya sampai befikir, “selagi masih muda maka harus dipuas-puaskan dulu, nanti kalo sudah tua barulah beribadah”. Pola fikir seperti ini yang harusnya kita hindari, karena sejatinya manusia tidak ada yang tau kapan ia akan menghadap Sang Pencipta.

Photo by Agung Pandit Wiguna

Bahkan dalam Al-Qur’an diterangkan bawasannya orang yang menuntut ilmu di majelis ilmu maupun dimana saja Allah akan mengangkat orang tersebut beberapa derajat, yang bunyinya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis!’, maka lapangkanlah, maka Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Maka apabila dikatakan “berdirilah kamu!” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al-Mujadalah: 11]

Setiap orang yang beragama pastinya mengharapkan dirinya dan keluargnya menjadi mulia di dunia dan di akhirat kelak, dan terbebas dari siksa api neraka, perintahnya pun sangat jelas dalam Al-Qur’an

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [QS. At-Tahrim: 6]

Pembelajaran dan pendidikan tidak hanya dan harus dalam kelas, melainkan bisa di rumah, di lapangan, dan dimana saja pun bisa. Orang tua hendaknya mengajari dan mendidik anaknya sedari ia di dalam kandungan contohnya: membaca dan mendengarkan ayat suci Al-Qur’an, dan “dalam dunia pendidikan informal (pendidikan anak usia dini usia 4-6 tahun) yang sering juga disebut Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Ada juga yang memulai pendidikan saat umur 3 tahun, yang biasa kita sebut dengan penitipan anak/play group. Yang mana pendidikan saat itulah yang dipandang sebagai kunci keberhasilan negara-negara maju dalam peningkatan kemampuan moral dan adab dengan menekankan nilai-nilai agama.”1

Kita bisa melihat berbagia macam anak dengan latar belakang yang berbeda, tetapi bila kita perhatikan dengan seksama maka kita akan mendapati anak yang sedari ia kecil bahkan balita sudah mengenakan jilbab, sering diajak ke masjid dan dikenalkan dengan kebesaran Allah, maka anak-anak tersebut akan mempuyai sifat yang lebih walaupun dari latar belakang yang berbeda, maka itulah pentingnya pendidikan sejak dini.

Dalam mengajarkan agama Islam kepada anak-anak kecil tentunya tidak bisa menggunakan metode yang sama dengan anak-anak yang telah dewasa. Yang perlu kita ketahui bahwasannya ada beberapa metode yang cocok digunakan untuk anak-anak, diantaranya adalah mendidik menggunakan kisah Al-Qur’an dan siroh nabawiyah, seperti yang telah dijelaskan dalam QS. Yusuf ayat 3 dan 4 sebagai berikut:

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا اَوْحَيْنَا اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِه لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ. اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ

Yang artinya: “Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang-orang yang tidak mengetahui. (Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya‘qub), ‘Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat semuanya sujud kepadaku.” [QS. Yusuf: 3-4]

Cara yang kedua, adalah dengan memberikan perumpamaan, seperti firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 41:

مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًاۗ وَاِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Yang artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai pelindung adalah seperti laba-laba betina yang membuat rumah. Sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba. Jika mereka tahu, (niscaya tidak akan menyembahnya).” [QS. Al-Ankabut: 41]

Dan cara yang ketiga, adalah dengan mengunakan teladan yang baik, manusia mempunyai fitrah untuk mencari contoh sebagai panutan dan gambaran tentang apa yang akan ia kerjakan di kemudian hari, dan hendaknya para orang tua memberikan suri tauladan yang baik kepada anak-anaknya, seperti yang telah Allah syariatkan kepada kita umat Islam.2

Jika generasi setelah kita menjadi lebih baik dan bagus maka itu adalah hasil didikan kita karena kitalah yang mereka lihat dan mereka tiru, jika generasi setelah kita lebih buruk maka hendaknya kita malu dan mengintropeksi diri. Semoga kita dan anak-anak kita mempunyai akhlak dan adab sebagaimana yang telah Rasulullah ajarkan.



  1. Haryatri Waewa, Urgensi Pendidikan Islam untuk Anak Sejak Dini, (At-Taujih: ejournal UINIB, Vol. 2, No. 70, 2016)
  2. idem.

Penulis:
Ustadz Lazuardi Jihansyah Al Azami, S.Pd.
حَفِظَهُ اللهُ

Posting Komentar