Berubah Selagi Ada Waktu

Daftar Isi

Assalamualaikum, namaku Syahida, aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Orang tuaku beragama Islam, aku ingin menceritakan kisahku. Di mana awalnya aku hanyalah seorang wanita yang bodoh, hanya mengikuti kenakalan yang teman-temanku lakukan.

Di awal cerita aku hanyalah wanita yang tidak mengerti tentang agama, dan padahal aku terlahir dari keluarga Islam, aku hanya tau agamaku, tapi tidak tau larangan-larangan yang Allah larangkan, dan Al-Qr'an aku tau tulisannya saja, kalau membacanya, aku tidak bisa. Aku ingin menceritakan masa laluku, tapi ini terkait dengan cinta dan agama, sampai aku berubah seperti ini.

Seperti biasa aku selalu di tempat dimana tempat ku bekerja, ya!! Aku kerja di klub! Disitulah tempat ku bekerja. Pada waktu itu aku pulang dari tempat ku bekerja, dan seperti biasa aku pulang dengan mulut yang bau dengan minuman.

Pada malam itu aku bertemu dengan sosok seorang pria yang biasa aku lihat setiap aku pulang dari kerja, aku tau mananya aku tau profesinya, pria itu bermana "Azam" dan profesinya seorang "Ustadz", seperti biasa dia ngajar di pondok.

Pada saat itu ada kejadian yang tidak terduga, ada segerombol preman dengan ngeliling aku pada saat itu aku tidak sadar karena aku sedang mabuk.

Tanpa kusadari dia menyelamatkan aku dari segerombolan preman yang mengangguku. Aku terkejut dengan mas Azam. Ya, itu yang biasanya aku memangil namanya, mas Azam yang kebiasaannya tidak pernah peduli dengan wanita tidak pernah melirik wanita tapi tiba-tiba dia membantuku.

Tanpa aku sadari dia mengatakan kata-kata yang membuat ku kesal, ya jujur sebenarnya aku menyukainya, tapi dia mengatakan kata-kata yang tidak aku sukai. Dia berkata, "janganlah seorang wanita berjalan pagi-pagi dalam keadaan mabuk dan baru pulang pagi." Lalu aku kesal dengan ocehannya aku mengatakan "Bukankah kamu tau pekerjaanku apa?" Dia membalas perkataanku dengan nada yang lembut "Kamu wanita yang cantik, tapi kamu harus berubah", tanpa dia pedulikan mas Azam pun pergi tanpa mempedulikanku.

Aku pun tidak mempedulikannya, kemudian aku melanjutkan perjalananku dalam keadaan mabuk, sesampainya di rumah, keadaan rumah selalu kacau tanpa adanya kedamaian, aku selalu di anggap keluargaku hanyalah beban keluarga, itulah alasanku mengapa aku melakukan perkerjaan sebagai seorang pegawai klub, beginilah jika keluarga hanya memikirkan materi dan dunia.

Keesokan paginya aku sarapan bersama keluargaku, yang dimana aku selalu disalahkan atas perkara apapun, dan ibuku mengatakan perkataan yang membuatku tidak senang dengan dirinya, dia mengatakan, "Kamu adalah wanita kotor, kamu tidak pantas mengikuti jamuan makan malam dengan calon adikmu", ya!! Di situ adikku inggin menikah dengan seorang pengusaha yang kaya, yang mempunyai perusahan dimana-mana. Kemudian aku membantah perkataan ibuku "Aku anakmu!! Akan tetap menjadi anakmu! Aku seperti ini karena ajaranmu kepadaku, dan dirimu, cobalah bercermin wahai ibuku, apakah kamu sesuci itu, apakah hatimu sangat baik, sudah lh, ini perkataan mu, aku tidak akan datang di perjamuan makan malam dari calon adiku tercinta."

Kemudian aku meninggalkan sarapan kami, tak aku sadari aku melihat mas Azam sedang menunggu taksi di halte, seperti biasa dia setiap pagi mengajar di pondok. Lalu aku berfikir, bukankah tadi subuh dia yang menolongku, lalu aku menghampirinya, "mas terimakasih atas tadi pagi." Dia tersenyum kepadaku dan dia mengatakan "tidak apa-apa itu memang kewajibanku untuk membantu mu, apakah aku boleh bertanya ke padamu??" Aku pun menjawabnya, "iya mas boleh". Dia mengatakan, "Apakah kamu inggin berubah, apakah kamu ingin belajar menjadi wanita yang menutup aurat, apakah kamu mau??" Aku pun berkata, "ya aku mau, tapi apakah Allah akan menerimaku, aku begitu banyak dosa, apakah Allah akan memaafkanku, aku takut kalau aku tidak akan diterima oleh Allah." Dia mengatakan, "Kenapa berkata begitu, tidak ada taubat yang ditolak oleh Allah, Allah Maha Memaafkan segala dosa hambah-Nya, Allah Maha Penyayang."

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعونى تحببكم االله ويغفر لكم ذنوبكم

"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai dan mengampuni dosamu."

Dia mengatakan hal tersebut, dan entah kenapa hatiku tergiur dengan kata yang dia ucapkan, seakan-akan aku dihipnotis oleh perkataannya, aku pun tak menyangka dia mengatakan hal yang tak terduga, yang membuatku semakin menyukainya. Dia mengatakan, "Apakah kamu siap kamu menikah denganku, aku akan membimbingmu, aku tidak peduli dengan masa lalumu, yang terpenting apakah kamu mau menikah dengan ku??"

Disaat dia mengatakan itu aku langsung menyetujuinya. Pada hari berikutnya aku sadar kalau menjadi wanita muslimah bukanlah hal yang buruk, aku mendapatkan suami yang mencintaiku dan bisa membimbingku, ada hadits Aisyah istri Rasulallah,

عن عائشة رضي الله عنها قالت: ما غرت على نساء النبي صلى الله عليه وسلم إلا على خديجة وإني لم أدركها قالت: وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا ذبح الشاة فيقول: أرسلوا بها إلى أصدقاء خديجة قالت: فأغضبته يوماً فقلت: خَديجة فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنِّي قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا

Artinya: “Dari ‘Aisyah dia berkata: Saya tidak pernah merasa cemburu kepada para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang lain kecuali kepada Siti Khadijah, meskipun ia tidak hidup semasa dengan saya. Pernah, pada suatu hari, ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menyembelih seekor kambing, beliau berkata: ‘Berikanlah sebagian daging kambing kepada teman-teman Khadijah! maka saya marah kepada Rasulullah sambil berkata: "Khadijah?” Lalu beliau menjawab: “Sesungguhnya aku benar-benar telah dianugerahi cinta Khadijah,” (HR Muslim)

Hadis itu menunjukan tentang kecintaan dan kecemburuan Aisyah kepada Khodijah.

Aku beruntung mendapatkan suami yang mencintaiku yang bisa membimbingku, ya inilah saatnya aku fokus kepada agama dan suamiku.


Penulis:
Lauren Altus Sa'adah

Posting Komentar