Sikap Mukmin di Zaman Fitnah

Table of Contents


Kita hidup di zaman yang penuh fitnah. Rasulullah telah memberi peringatan jauh-jauh hari bahwa akan datang masa yang penuh dengan ujian, di mana yang benar dianggap salah, dan yang salah dianggap benar.



Rasulullah bersabda:

»سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ«، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ، قَالَ: »الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ«.

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah [4036], disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).

Hadits ini menggambarkan kondisi akhir zaman, di mana kebenaran dibolak-balik, dan banyak orang yang tidak layak justru menjadi panutan.

Bagaimana Seorang Mukmin Bersikap?

1. Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah

Allah Ta’ala berfirman:

{فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ}

“Jika kalian berselisih dalam sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul...” [QS. An-Nisā’: 59]

Inilah kompas hidup seorang mukmin, sebagaimana Rasulullah berpesan:

»تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ«

“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).

2. Menjaga lisan dan hati

Rasulullah bersabda:

»مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ«

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)

Di zaman fitnah, banyak orang terjebak dalam opini, berita palsu, dan ghibah. Maka keselamatan seorang mukmin ada pada menjaga lisannya agar tidak menyebarkan kebatilan.

3. Memperbanyak doa dan istighfar

Rasulullah mengajarkan doa:

»يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ«

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)

Selain itu, beliau juga banyak beristighfar. Dalam sehari, Rasulullah beristighfar lebih dari 70 kali. (HR. Bukhari). Maka, doa dan istighfar menjadi benteng kita dari fitnah zaman.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitab AL-WABILUSH SHAYYIB saat membahas keutamaan dan manfaat dzikir (poin ke-46):

"إن في القلب قسوة لا يذيبها إلا ذكر الله تعالى فينبغي للعبد أن يداوي قسوة قلبه بذكر الله تعالى"

“Sesungguhnya di dalam hati itu ada sifat keras yang tidak bisa hilang kecuali dengan berdzikir kepada Allah. Maka sudah selayaknya bagi seorang hamba untuk mencairkan kekerasan hatinya tersebut dengan memperbanyak bedzikir kepada Allah.”

Di zaman fitnah, siapa yang jauh dari dzikir dan doa, maka hatinya akan rapuh dan mudah goyah.

Jama'ah rahimakumullāh,

Keselamatan seorang mukmin di akhir zaman bukan pada banyak bicara, bukan pada mengikuti arus, tetapi pada keteguhan iman dan istiqamah dalam ketaatan.

Mari kita perbanyak doa, istighfar, dan memohon kepada Allah agar diteguhkan hati kita di atas agama-Nya.

Semoga Allah meneguhkan iman kita, menjaga lisan kita, dan menutup hidup kita dengan husnul khatimah, aamiin…


Penulis: Nopi Indrianto, B.Sh., M.H.
(Founder NiR EduCon Solutions - Konsultasi Waris @nireducon)

Posting Komentar