Bagaimana Menghafal Al-Qur'an dengan Cepat

Daftar Isi

Sebagaimana telah diketahui, ketika anda bersama Al-Qur'an, maka ketika itu pula Anda bersama Allah. Lantas, bagaimana cara menghafal Al-Qur'an dalam waktu yang cepat? Yaitu hendaklah berusaha mewujudkan tujuan mulia tersebut dengan memenuhi faktor-faktor untuk mempercepat hafalan dan memastikan diri anda bahwa semuanya itu bisa terpenuhi. Untuk merealisasikannya diperlukan adanya faktor sebagai berikut:

  1. Kesungguhan, tekad, dan kegigihan,
  2. Potensi (kemampuan),
  3. Berteman dengan orang shalih yang mendukung usaha kita.

Apakah anda tahu betapa pentingnya kesungguhan disisi Allah? Apakah anda tahu bahwa kesungguhan seorang mukmin merupakan puncak keilmuannya?

Sesungguhnya, Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَة

"Barangsiapa yang menginginkan kebaikan, akan tetapi ia belum dapat mengamalkanya, maka Allah akan mencatat baginya kebaikan yang sempurna di sisi-Nya." (HR. Bukhari)

Karakteristik orang-orang yang memiliki kesungguhan tinggi (himmah 'aliyah) adalah:

  • Orang yang memiliki kesungguhan tinggi itu tidak akan hilang/melemah tekadnya. Allah Ta'ala berfirman:

    فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

    "..... Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertawakal kepada-Nya." (QS. Ali 'Imran: 159)

    Oleh karena itu ketika meletakkan tujuan di hadapan Anda, maka janganlah meninggalkannya sampai dapat mewujudkannya, biarpun harus menghadapi berbagai macam kesulitan.

  • Orang yang memiliki kesungguhan tinggi tidak akan rela jika tidak mendapatkan apa yang ditujunya; tidak akan merasa senang kecuali jika ia melakukan hal-hal yang penting; dan tidak ada balasan yang dapat menyenangkan selain surga. Oleh karena itu, ketika Anda menjadikan surga sebagai tujuan, maka janganlah sekali-sekali merasa senang, kecuali jika dapat masuk ke dalamnya, walau bagaimanapun keadaanya.

  • Orang yang memiliki kesungguhan yang tinggi akan berusaha dengan segala upaya untuk mendapatkan tujuanya; dan mewujudkan cita-citanya. Karena dia tahu bahwa kemulian itu tergantung pada penghalang-penghalang yang merintanginya. Dan sesungguhnya kebaikan tidak akan didapatkan kecuali dengan merasakan kesulitan; dan tujuan tidak akan tercapai kecuali dengan melewati jembatan keletihan.

    Apabila menyangka bahwa kondisi mengalahkan Anda, maka ingatlah bahwa segala sesuatu itu akan terasa ringan jika dilakukan karena Allah Ta'ala. Sehingga, apapun kesulitannya akan merasa ringan dalam menghadapinya; dan mampu mengatasinya.

  • Orang yang memiliki kesungguhan tinggi merasa percaya diri, kuat, dan berani ketika berangkat menuju tujuan yang telah ditetapkanya, dengan berbekal ilmu hujjah yang nyata. Sehingga, ia pun bisa melalui berbagai hal yang menakutkan; dan memandang ringan berbagai kesulitan.

  • Orang yang memiliki kesungguhan yang tinggi itu senantiasa menyesal jika waktunya telah berlalu namun tidak ia pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk berzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla.

  • Orang yang memiliki kesungguhan tinggi itu menyadari bahwa jika usahanya itu belum juga membuahkan hasil, maka ia pun akan menambah kesungguhanya.

  • Orang yang memiliki kesungguhan yang tinggi tidak akan terbiasa dengan hal yang bersifat fana (tidak kekal); dan tidak suka dengan kehidupan yang penuh kepalsuan. Ia terus naik ke atas langit yang tinggi; dan tidak berhenti naik, hingga sampai ke surga.

  • Orang yang memiliki kesungguhan yang tinggi itu berjiwa mulia. Berusaha tidak bersifat sombong, ujub, congkak. Dan menjaga dirinya dari hal-hal tang hina, perkara sia-sia; baik tersembunyi atau nampak.

  • Orang yang memiliki kesungguhan yang tinggi itu mandiri, tidak bergantung kepada orang lain. Membangun kemuliannya dengan kehormatan dirinya, tidak bersandar pada nasab; tidak kecil hati jika tidak memiliki kemulian nasab, karena kemuliaan adalah kesungguhanya.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesungguhan:

  1. Keinginan untuk mendapatkan kehidupan akhirat dan menjadikannya satu-satunya tujuan.

    "Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat; dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik" [QS. Al-Isra': 19].

    Sudah barang tentu, tujuan awal dan akhir adalah keridhaan Allah dan surga-Nya, maka dengan sendirinya kesungguhan akan meningkat.

  2. Banyak mengingat kematian.

    Diriwayatkan dari Atha' ia berkata, "Dahulu 'Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan para ahli fiqih pada setiap malam. Di dalam pertemuan itu, mereka saling mengingatkan tentang kematian, hari kiamat, dan akhirat. Setelah itu, mereka pun menangis..." Cukuplah kematian itu sebagai pemberi peringatan.

  3. Doa

    Doa adalah sunnah para nabi dan penyebab datangnya berbagai kebaikan. Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    أعجز الناس من عجز عن الدعاء

    "Orang yang paling lemah adalah orang yang paling sedikit berdoa..." [Hadits Hasan Silsilah Ash Shohihah]

    Ada banyak doa dalam menghafal salah satunya adalah:

    اللهم إني أسألك حفظ الأنبياء وفهم المرسلين وإلهام الملا ئكة المقربين

  4. Berusaha keras memusatkan pikiran pada hal-hal yang penting (prioritas) saja. Hasan Al-Basri rahimahullah pernah berkata, "Apabila diri Anda tidak Anda sibukkan dengan kebenaran (al-haq), maka kebatilan akan menyibukkan Anda".

  5. Berpindah dari lingkungan yang dapat melemahkan semangat (tidak kondusif). Jauhkan diri dari hal yang dapat melemahkan tekad. Sama saja, apakah teman ataukah sesuatu yang dapat menyibukkan dari Al-Qur'an.

  6. Berteman dengan orang yang memiliki kesungguhan tinggi; serta menimba ilmu dari pengalaman mereka.

    Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam bersabda:

    إن الناس ناسا مفاتيح للخير مغالق للشر

    "Antara manusia ada segolongan orang yang (ditangan mereka) terdapat kunci (untuk membuka) berbagai kebaikan dan gembok untuk mengunci berbagai keburukan..." [Hadits Hasan, Shohih Ibnu Majah 309].

  7. Meminta nasihat dari orang-orang shalih.

    (الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ). [رواه البخاري ومسلم]

    Maka dari itu, janganlah menolak siapa pun yang menasehati Anda dengan penuh kejujuran. Dan simaklah hal-hal yang bermanfaat dari nasehatnya.

  8. Sungguh-sungguh, tekun gigih dalam setiap keadaan.

    وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنهمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

    "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". [QS. Al-Ankabut: 69]

    Ketika sudah berusaha Allah akan berikan jalan keluarnya, untuk mewujudkan yang dicita-citakan.

  9. Optimis dan merespon baik segala hal yang dapat meningkatkan kesungguhan.

Bersambung ... (Langkah-langkah Praktis Menghafal Al-Qur'an)

Penulis:
Ustadz Syam Abu Zaidan
حَفِظَهُ اللهُ

Referensi:
Kaifa Tahfadz Al-Qur'an Al-Karim fi Syahr, Ir. Amjad Qosim.

Posting Komentar